Indahnya Berbahasa

Al Utsaimin (Majmu’ Fatawa 26/327) bercerita tentang pengalaman menyampaikan ceramah di masjid Bandara Jeddah.Saat itu beliau sedang membahas bukti-bukti kesesatan tarekat Tijaniyah.

Ada peserta yang meminta ijin untuk menterjemahkan secara langsung ke dalam bahasa Housa (bahasa Afrika bagian Timur).Al Utsaimin membolehkan.

Tiba-tiba ada orang lain yang datang tergesa-gesa dan menyampaikan , “Orang ini menterjemahkan , justru memuji-muji tarekat Tijaniyah”

Al Utsaimin langsung kaget dan berucap ; Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Kemudian beliau menyatakan , “ Walhasil , menguasai bahasa orang yang engkau ajak berkomunikasi , tidak ragu sedikitpun , sangat urgen dalam menyampaikan materi ilmu”.

Lalu beliau berdalil dengan firman Allah ;

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ

“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka”

Berbicara tentang tugas dan
kewajiban ulama , Ibn Baz (Fatawa Nur ‘ala Darb 18/838) juga menyebut keharusan berkemampuan bahasa masyarakat setempat.

“Setiap masyarakat mempunyai bahasa sendiri. Jika di sebuah daerah , masyarakat setempat berbahasa selain bahasa Arab , maka dia (pegiat dakwah) berbicara dengan bahasa tersebut , memberi nasehat dengan bahasa itu , bahasa Kurdi, bahasa Prancis , bahasa Inggris atau bahasa yang lain. Pokoknya , ia berdakwah kepada masyarakat menggunakan bahasa yang dipahami”

Kemudian Ibn Baz berdalil dengan ayat di atas.

Pentingnya penguasaan bahasa di medan dakwah , di arena penyebaran ajaran Islam , terlihat juga pada perhatian pemerintah Arab Saudi.

Percetakan al Qur’an King Fahd yang berlokasi di kota Madinah memproduksi salinan al Qu’ran dalam Bahasa Arab dan terjemahannya ke dalam 76 bahasa, seperti Inggris , Swahili, Perancis, Urdu , China ,Turki, termasuk Bahasa Indonesia.

Sebab , ajaran-ajaran al Quran dan arahan-arahan Nabi Muhammad tidak akan tersampaikan dengan baik melainkan menggunakan bahasa yang dipahami para pendengar/para pembaca.

Oleh karenanya , pelajarilah bahasamu dengan sungguh-sungguh.
Kuasai bahasa Indonesia secara baik. Kuasai pula bahasa daerahmu dengan lancar.

ooooo_____ooooo

وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”

Surat ar Ruum ayat 22 di atas menjelaskan realita dan kenyataan kehidupan ; bahwa manusia diciptakan Allah Ta’ala dengan berbagai macam.

Berbangsa-bangsa , aneka suku , macam-macam bahasa , warna kulit yang berbeda-beda , bahkan golongan darah , sidik jari dan DNA yang tak sama.

Apa hikmahnya?

Syaikh Bin Baz dalam Fatawa nya menerangkan ;

“Wal hasil ; di antara hikmah paling terlihat mengenai hal ini bahwa Allah adalah dzat yang maha mampu.Oleh sebab itu , Allah menetapkan bahasa manusia berbeda-beda.Allah
juga mengkhabarkan bahwa hal ini merupakan tanda-tanda kebesaran-Nya”

Di Indonesia sendiri , melalui Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan , didapatkan data terakhir (2020), ada 718 bahasa daerah.

ooooo____ooooo

Dek , engkau harus mengetahui bahwa di mata orang lain , menurut pandangan masyarakat umum , kadar diri seseorang dapat dilihat dari tata bahasa nya.

Bagaimana ia berbahasa , sudah seperti itulah ia dinilai.

Jika bahasamu sopan , santun ,halus , tertata , bijak , maka engkau akan dihormati.

Sebaliknya , apabila bahasamu kasar , kaku , tidak enak didengar , asal bicara , sembarangan , maka bukan saja engkau disepelekan malah boleh jadi engkau akan dibenci.

Apalagi saat engkau hendak berdakwah , ingin mengajak orang berbuat baik atau mau mengingkari kejelekan , bahasa yang digunakan mesti disampaikan dengan baik.

Salah menempatkan kata atau keliru memilih kalimat , dapat berdampak buruk ke nama baik dakwah.

Alhamdulillah , beberapa pesantren ,selain bahasa Arab dan bahasa Indonesia ,telah memasukkan bahasa daerah setempat ke dalam kurikulum belajar. Hal ini perlu ditingkatkan.

Jangan lupa , orangtuamu , ayah dan ibumu , adalah orang yang paling berhak engkau ajak berbahasa dengan baik.

Berbahasalah yang sopan dan lemah lembut kepada ayah ibumu. Jangan kasar! Jangan bicara sambil cemberut dan merengut!

Berbicaralah kepada orangtuamu dengan penuh hormat dan cinta. Posisikan mereka layaknya raja dan ratu. Seakrab dan sedekat apapun , mereka adalah ayah ibumu.

Ingat , harga dirimu dinilai orang melalui bahasa dan cara bicaramu.

Baarakallahu fiikum

Musholla al Ilmu.Lendah.03 Syawal 1442 H.

Rencana penambahan fasilitas ; ruang-ruang perbengkelan