Jasad Penghafal Al Quran Dimakan Tanah?

Senang dan ikut merasa tenang saat menyaksikan anak-anak kecil belum berusia baligh duduk teratur rapi membaca dan menghapalkan Al Quran. Generasi harapan.

Mereka termotivasi untuk meraih predikat orang terbaik. Sebab, sebaik-baik orang adalah yang mau belajar Al Quran lalu mengajarkannya.

Ada iming-iming menjadi yang terbaik. Namun, jalurnya duniawi. Terbaik di mata manusia. Terbaik dengan ditandai piagam dan piala di bidang olahraga. Terbaik saat dipanggil maju ke panggung saat wisuda menjadi sarjana.

Namun, anak-anak kecil itu justru berjuang menjadi yang terbaik di sisi Allah Ta’ala.

Lantunan ayat Al Quran teduh didengar. Sejuk dirasakan. Dan begitu adem di dada. Anak-anak penggugah jiwa. Allahummabaarik.

Anak-anak kecil itu tersulut semangat untuk menggapai tingkat tertinggi di surga. Anak-anak kecil yang telah memiliki pilihan hidup; masuk surga.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda ;

يُقَالُ لِصاحبِ الْقُرَآنِ: اقْرأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَما كُنْتَ تُرَتِّلُ في الدُّنْيَا، فَإنَّ منْزِلَتَكَ عِنْد آخِرِ آيةٍ تَقْرَؤُهَا
Kepada sahibul Quran dikatakan : bacalah, naiklah, dan tartil kan lah sebagaimana engkau dahulu di duniamentartilkannya. Sungguh! Derajatmu di surga sesuai ayat terakhir yang bisa engkau baca” ( HR Abu Dawud dan Tirmidzi dari sahabat Abdullah bin Amr bin Al Ash )

Dalam kajian di Ma’had Darus Salaf, Bontang, sempat saya menyampaikan bahwa jasad penghapal Al Quran tidak dimakan tanah. Benarkah demikian?

Selepas kajian, Ustadz Syukri dari Sanggata menyampaikan empat mata bahwa Syaikh Ibn Baz menyatakan ; keterangan di atas laa ashla lah ( Tidak ada sumbernya sama sekali ). Jazaakallahu khairan, Ustadz.

Memang benar! Syaikh Ibn Baz pernah ditanya mengenai hal ini.

Beliau menjawab ( Nur Ala Darb, melalui website beliau ), ” Kami tidak mengetahui sumbernya. Yang diketahui dan dikenal adalah Allah jalla wa alaa mengharamkan tanah makan jasad para nabi secara khusus. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis dari beliau ﷺ. Adapun para wali dan penghapal Al Quran, maka tidak ada sumbernya dalam hal ini terkait mereka. Sesungguhnya yang sudah pasti adalah untuk para Nabi alaihimus shaalatu was salam ; bahwa Allah mengharamkan tanah memakan jasad para nabi. Demikian”

Alhamdulillah masih banyak ayat dan hadis sahih yang menerangkan keutamaan membaca, menghapal, mengamalkan, dan mengajarkan Al Quran.

Kembali ke anak-anak kecil tadi…

Rasanya ingin mengulang masa-masa seperti mereka. Masa-masa paling indah dalam hidup. Masa ketika waktu dipakai untuk membaca dan menghapal Al Quran. Masa di saat mengulang-ulang bacaan Al Quran.

Bagi mereka yang sekian lama tak membaca Al Quran, mestinya merasa terluka. Bagi mereka yang pernah menghapal Al Quran lalu ia lupakan, seharusnya sakit berasa.

Masalahnya adalah ketika telah lama tak membaca Al Quran, ia merasa biasa-biasa saja. Sekian waktu ia tak mengulang-ulang hapalan Al Quran, ia masih bisa tertawa. Itu masalah!

Semoga Allah Ta’ala selalu memberikan hidayah agar kita tetap dan selalu cinta kepada Al Quran.

Balikpapan, 22 Desember 2021

Anak Muda dan Salaf