BERSAMA (warisan) ULAMA

Peribahasa mengajarkan bahwa:

“Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, dan manusia mati meninggalkan nama.”

Pun dengan para ulama. Nama – nama mereka dikenal melalui pelajaran – pelajaran, kajian – kajian, maupun berbagai karya tulis mereka.

Status yang dibuat beberapa jam bakda wafat Asy Syaikh Khalid Ar Raddady rahimahullah ini mengajak para pembelajar, untuk melihat sebagian karya – karya yang telah beliau buat semasa hidup.

Silahkan , bisa didownlod di ketabpedia

LJ

Pengumpul Karya Syaikhul Islam

PENGUMPUL KARYA SYAIKHUL ISLAM

Tidak diragukan dalam khazanah keilmuan di komunitas salafiyyun khususnya dan dunia Islam pada umumnya, Ibnu Taimiyyah rahimahullah memberikan sumbangsih karya karya istimewa dan bermanfaat. Salah satu monumentalnya adalah Majmu Al Fatawa yang tebal itu.

Tapi tahukah anda, bagaimana di masa belakangan karya – karya tersebut hadir dan bisa dinikmati di hadapan penuntut ilmu?

Semua itu – ba’dallah – hadir atas sebab kesungguhan salah seorang keturunan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Beliau bernama Syaikh Abdurrahman bin Qasim An Najdi rahimahullah.

Beliau menyusuri daerah – daerah di kawasan Arab maupun sekitarnya , bahkan sampai ke perpustakaan Prancis, dengan mengerahkan umur yang banyak , tenaga berlebih, dan bekal yang menguras harta. Beliau mengidap sakit berat saat itu, sehingga harus dibantu pula pengumpulannya oleh putranya yang bernama Muhammad bin Abdurrahman rahimahullah.
Mengumpulkan naskah – naskah dan manuskrip – manuskrip tulisan Syaikhul Islam rahimahullah.

Dikumpulkan, diteliti keabsahannya, dan dipilah pilah lalu disusun. Bukan perkara mudah, karena zaman antara Syaikh Abdurrahman dengan Syaikhul Islam rahimahumallah terpaut beratus tahun.

Perlu kita ketahui, tulisan khat Syaikhul Islam rahimahullah sangat sulit dimengerti. Ketika beliau menulis, kata sebagian muridnya, hampir tidak pernah mengangkat pena dari kertas.

Anda bisa mengecek kemampuan membaca anda dengan melihat foto manuskrip yang saya tautkan. Naskah tulisan tangan Syaikhul Islam rahimahullah. Jika anda sudah capai mata dan nglokro ketika belum bisa membaca 1 baris, bayangkan betapa istiqamah dan sabarnya Syaikh Abdurrahman bin Qasim rahimahullah sampai bisa menuliskan kembali dalam bentuk Majmu’ Fatawa yang berpuluh jilid itu.

Semoga Allah meridhoi mereka semuanya.

LJ

Dahsyat Doa Ibu

Berikut ini beberapa potong cerita tentang Syaikh Bin Baz. Sumbernya adalah Biografi Syaikh Bin Baz karya Abdul Aziz bin Ibrahim dan Muhammad Ziyad.

Mendalami ajaran Islam, harusnya tidak asing dengan beliau yang bernama lengkap ; Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz.

Beliau Mufti Agung Kerajaan Arab Saudi. Wafat tahun 1999.

Ayahnya meninggal dunia di saat Bin Baz berusia 3 tahun.

Praktis Bin Baz dirawat dan dibesarkan oleh ibunda beliau.

Sejak kecil, fisik Bin Baz tergolong lemah. Mulai masuk usia 3 tahun, Bin Baz baru mulai bisa berjalan.

Penglihatan Bin Baz terganggu hingga puncaknya mengalami kebutaan di usia 20-an tahun.

Setelah dipastikan buta, ibunda beliau bersedih bahkan menangis.

Seorang tetangga salehah menghibur, ” Jangan bersedih lah. Berdoalah kepada Allah agar penglihatannya diganti dengan keilmuan”

Cerita lain. Ada yang memotivasi, ” Menangis tidak bisa menyembuhkan kebutaan. Mohonlah pertolongan kepada Allah! Wudhu dan salatlah dua rakaat. Mintalah kepada Allah agar kebutaannya diganti dengan ilmu bermanfaat untuknya dan untuk umat Islam”

Sejak itu, ibunda beliau selalu mendoakan kebaikan untuk Bin Baz. Tidak kenal lelah dan tiada kata putus asa.

Ibunda beliau wafat di saat Bin Baz berusia 26 tahun.

Syaikh Bin Baz mengenang, ” Ibu lah yang merawat kami bersaudara. Jasa beliau sangatlah besar dalam pendidikan dan penanaman sifat-sifat mulia pada diri kami”

Syaikh Bin Baz juga memuji ibu beliau, ” Selalu menyemangati dan memotivasiku untuk thalabul ilmi dan belajar agama”

Pelajaran Hidup :

  1. Kasih sayang Allah sangatlah luas.

Seorang anak yatim, yang lemah fisik, terlambat berkembang secara jasmani, mengalami gangguan penglihatan, bahkan akhirnya buta, -dengan kuasa Allah Ta’ala- , menjadi seorang ulama dunia yang dihormati.

Maka, jangan pernah pesimis! Jangan merasa rendah! Jangan merasa tidak pantas!

Berusahalah dan jangan berhenti berjuang! Rahmat Allah amatlah luas.

  1. Ibu memang luar biasa pengaruhnya!

Jadilah ibu yang hebat, agar anakmu hebat! Jadilah ibu yang luar biasa, supaya anakmu tidak menjadi anak yang biasa!

Jangan salahkan anak yang tidak punya cita-cita tinggi! Barangkali karena sang ibu tak mengenalkan langit tinggi sebagai tempat menggantungkan cita-cita.

  1. Optimislah dengan doa!

Tak ada yang mustahil bagi Allah. Dia maha perkasa lagi maha kuasa. Apapun sangatlah mudah bagi-Nya.

Sayang, orangtua jarang berdoa. Sedih, orangtua hanya sekali dua kali berdoa dan setelahnya selesai saja.

Seorang Salaf mengatakan, ” Sudah dari 40 tahun yang lalu saya berdoa meminta sesuatu kepada Allah. Hingga hari ini belum dikabulkan. Namun saya tetap berdoa dan tidak putus asa”

  1. Hati-hati berucap! Bisa jadi satu kata dapat merusak suasana, menghancurkan mental, dan meruntuhkan semangat.

Sebagaimana satu kata dapat menyebabkan semangat terangkat, cita-cita tumbuh terpancang, dan tujuan hidup ditemukan.

Lihatlah bagaimana tetangga Syaikh Bin Baz menghibur!

  1. Anak muda, pilihlah calon istrimu sebaik-baiknya. Jangan asal pilih! Pilihlah yang kelak akan menjadi ibu hebat untuk anak-anakmu! Bi idznillah.

Kulonprogo, 26 November 2021

Anak Muda dan Salaf

Si Burung Saifannah

Si Burung Saifannah

Sejenis burung unik di wilayah Mesir.Jika hinggap di sebuah pohon,daun-daunnya dimakan sampai habis oleh burung Saifannah.

Seorang ulama digelari Si Burung Saifannah.

Beliau adalah Ibrahim bin Al Husain,Abu Ishaaq bin Daiziil.

Kenapa Ibrahim dijuluki Si Burung Saifannah?

Setiap belajar kepada seorang guru,Ibrahim tidak akan pergi sebelum menulis semua hadits yang dimiliki guru tersebut.

Oleh sebab itu,beliau disamakan dengan burung Saifannah. (Adz Dzahabi,At Tarikh 21/107)

Dek,jadilah Saifannah-Saifannah zaman ini.Bersabarlah dalam thalabul ilmi.Timbalah ilmu sebaik-baiknya.

4 Sept 2020

Anak Muda dan Salaf